Les Consonnes - Phonétique

Artikel ini akan menjelaskan tentang Les consonnes, jenis, dan cara pengucapannya Dalam Bahasa Prancis.
--

Pengertian Les Consonnes

Les consonnes (Bunyi konsonan) dihasilkan dengan menutup atau mempersempit saluran suara sehingga menghasilkan gesekan atau ledakan suara. Dalam fonetik bahasa Prancis, konsonan dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan tempat dan cara artikulasinya.

Konsonantal dalam fonetik bahasa Prancis merujuk pada bunyi-bunyi konsonan yang dicirikan oleh artikulasi dengan penutupan atau penyempitan saluran vokal sehingga terjadi penyumbatan aliran udara seluruhnya atau sebagian. Konsonan dalam bahasa Prancis memiliki keunikan tersendiri dan dibagi atas cara artikulasi dan tempat artikulasi.

Les Consonnes (Consonantale)
ppire [piʁ]ʃchat [ʃa]
bbout [bu]ʒjeu [ʒø]
ttasse [tas]ssale [sal]
ddada [dada]zzero [zeʁo]
kcap [kap]llire [liʁ]
ggare [gaʁ]ʁroue [ʁu]
ffeu [fø]mmise [miz]
vvite [vit]nnu [ny]
ɲagneau [aɲo]ŋparking [paʁkiŋ]

Dalam fonetik, semikonsonatik sering disebut sebagai konsonan vokalik karena memiliki ciri-ciri yang mirip dengan vokal, tetapi juga memiliki ciri-ciri konsonantal seperti konsonan pada umumnya.

Les Consonnes (Semiconsonnatiques)
jbail [baj]
ɥlui [lɥi]
wLouis [lwi]

Jenis-jenis Les Consonnes

Sebagai pengingat terdapat enam tempat atau titik artikulasi pada konsonan. Berikut adalah setiap konsonan berdasarkan tempat/ titik artikulasi:

  1. Bilabiale
    Konsonan-konsonan yang diucapkan dengan melibatkan kedua bibir. Konsonan-konsonan ini diartikulasikan dengan menutup atau mempersempit saluran suara menggunakan kedua bibir. Contoh: [m], [p] dan [b].
  2. Labiodentale
    Konsonan-konsonan yang diucapkan dengan melibatkan bibir bawah dan gigi atas. Konsonan-konsonan ini diartikulasikan dengan menutup atau mempersempit saluran suara menggunakan bibir bagian bawah dan gigi bagian atas. Contoh: [f] dan [v].
  3. Apicodentale
    Konsonan-konsonan yang diucapkan dengan melibatkan ujung lidah dan gigi atas. Konsonan-konsonan ini diartikulasikan dengan menempatkan ujung lidah pada gigi atas. Contoh: [t], [d], [n], [s], [z] dan [l].
  4. Dorsopalatale
    Konsonan-konsonan yang diucapkan dengan melibatkan bagian belakang lidah dan langit-langit belakang. Konsonan-konsonan ini diartikulasikan dengan menempelkan bagian tengah punggung lidah pada bagian langit-langit keras. Contoh: [ɲ], [ʃ], dan [ʒ].
  5. Dorsovelaire
    konsonan-konsonan yang diucapkan dengan melibatkan bagian belakang lidah dan langit-langit belakang. Konsonan-konsonan ini diartikulasikan dengan menempelkan bagian tengah punggung lidah pada bagian langit-langit keras. Contoh: [k] dan [g].
  6. Dorsouvulaire
    Konsonan-konsonan yang diucapkan dengan melibatkan bagian belakang lidah dan langit-langit belakang. Konsonan-konsonan ini diartikulasikan dengan menempelkan bagian belakang lidah pada bagian langit-langit lunak. Contoh: [ʁ].

Berdasarkan aliran udara yang keluar saat pengucapan konsonan, terdapat dua kategori:

Les consonnes nasales

Konsonan nasal adalah konsonan yang diucapkan dengan penyumbatan sebagian rongga mulut dan aliran udara melalui rongga hidung. Artinya, udara mengalir melalui mulut dan hidung saat konsonan ini diucapkan.

Saat konsonan sengau diucapkan, udara diblokir di rongga mulut oleh lidah atau bibir, lalu keluar melalui rongga hidung. Hal ini menciptakan resonansi hidung yang berbeda. Dalam bahasa Prancis, konsonan nasal meliputi [m], [n], dan [ɲ].

Les consonnes orales

Konsonan oral adalah konsonan yang diucapkan tanpa halangan atau tanpa udara yang keluar melalui rongga hidung. Udara hanya mengalir melalui rongga mulut ketika konsonan ini diucapkan.

Saat mengucapkan konsonan oral, udara hanya mengalir melalui rongga mulut dan tidak dialihkan ke rongga hidung. Dalam bahasa Prancis, konsonan nasal meliputi [p], [b], [t], [d], [k], [g], [f], [v], [s], [z], [ʃ], [ʒ], [l], [ʁ], [w], [j], dan [ɥ].

Sedangkan berdasarkan hambatan udara pada titik artikulasi dan organ yang menghambatnya pada saat pengucapan konsonan, terdapat empat kategori dalam phonétique bahasa Prancis.

Les consonnes occlusives

Konsonan oklusif, juga dikenal sebagai konsonan eksplosif, adalah konsonan yang dihasilkan dengan memblokir sepenuhnya aliran udara pada titik tertentu di saluran vokal. Udara diblokir dan kemudian dilepaskan secara tiba-tiba, menciptakan ledakan suara yang singkat.

Ketika mengucapkan konsonan yang tersumbat, mulut ditutup atau ditutup sebagian hingga titik tertentu, lalu sumbatan tersebut dilepaskan dengan cepat agar udara dapat keluar dan menghasilkan suara. Dalam bahasa Prancis, konsonan oklusif meliputi [p], [b], [t], [d], [k], dan [g].

Les consonnes fricatives

Konsonan frikatif, juga dikenal sebagai konsonan spiral, adalah konsonan yang dihasilkan dengan membiarkan udara melewati lorong sempit di rongga mulut, menciptakan gesekan suara.

Saat mengucapkan konsonan frikatif, udara melewati jalur sempit di antara organ artikulatoris, menciptakan gesekan suara. Dalam bahasa Prancis, konsonan oklusif meliputi [f], [v], [s], [z], [ʃ], dan [ʒ].

Les consonnes voisees (sonore)

Konsonan bersuara adalah konsonan yang dihasilkan oleh getaran pita suara. Ketika konsonan bersuara diucapkan, pita suara bergetar, menghasilkan suara vokal.

Ketika konsonan bersuara diucapkan, udara diblokir sebagian oleh organ artikulatoris, kemudian pita suara bergetar untuk menghasilkan suara. Dalam bahasa Prancis, konsonan oklusif meliputi [b], [d], [g], [v], [z], dan [ʒ].

Les consonnes non-voisees (sourde)

Konsonan tak bersuara, juga dikenal sebagai konsonan tuli, adalah konsonan yang dihasilkan tanpa getaran pita suara. Ketika konsonan tak bersuara diucapkan, pita suara tidak bergetar, menciptakan suara non-vokal.

Saat mengucapkan konsonan tak bersuara, udara diblokir atau diblokir sebagian oleh organ artikulatoris tanpa getaran pita suara. Dalam bahasa Prancis, konsonan oklusif meliputi [p], [t], [k], [f], [s], dan [ʃ].



Sumber :
  1. Sendya, L. L. K. (2010). Keefektifan “la gymnastique de la parole” untuk memperbaiki kemampuan pelafalan pada siswa kelas XI bahasa SMA N 2 Ungaran tahun ajaran 2010/2011 [Skripsi S1]. Universitas Negeri Semarang.
  2. Rohali, R. (2018). The phonetic interference : Indonesian into French. ResearchGate. https://www.researchgate.net/publication/342452678_THE_PHONETIC_INTERFERENCE_INDONESIAN_INTO_FRENCH
  3. Lestari, A. (2015). Onomatope Bahasa Prancis dan Bahasa Indonesia (analisis morfofonemik) [Skripsi S1]. Universitas Negeri Yogyakarta.
  4. Prasetyo, H. (2008). Kemampuan mahasiswa pendidikan Bahasa Prancis semester VIII jurusan bahasa dan sastra asing fakultas bahasa dan seni Universitas Negeri Semarang dalam memahami perifrasis Bahasa Prancis [S1 Skripsi]. Universitas Negeri Semarang.
  5. Yuliati, R. (2015). FONOLOGI BAHASA PRANCIS. Puitika, 11(1), 26. https://doi.org/10.25077/puitika.11.1.26--35.2015
  6. Baskoro, B. S. (2012). Koreksi fonetis dalam pembelajaran bahasa Prancis. Humaniora, 15(2), 154–162. https://doi.org/10.22146/jh.783
  7. Naning. (2020). Sesi Asik #2 Huruf Vokal Oral dan Nasal dalam Bahasa Prancis. Naning Scheid. https://scheid.be/sesi-asik-2-huruf-vokal-oral-dan-nasal-dalam-bahasa-prancis/
  8. Sembiring, P. (2016). ARTIKULASI SETIAP FONEM DALAM BAHASA PRANCIS. Bahas, 27(2), 214. https://doi.org/10.24114/bhs.v27i2.5636
Voir aussi :