Les Voyelles - Phonétique

Artikel ini akan menjelaskan tentang Les voyelles, jenis, dan cara pengucapannya Dalam Bahasa Prancis.
--

Pengertian Les Voyelles

Les voyelles (Bunyi vokal) dihasilkan ketika pita suara bergetar dan udara melewati mulut tanpa hambatan. Dalam bahasa Prancis, terdapat 16 bunyi vokal, yang dapat dibagi menjadi dua kategori: vokal oral dan vokal hidung.

Jenis-jenis Les Voyelles

Berdasarkan aliran udara yang keluar saat pengucapan vokal, terdapat dua kategori dalam phonétique bahasa Prancis.

Les voyelles orales

Vokal oral, dalam konteks fonetik, adalah vokal yang diucapkan dengan resonansi terutama di rongga mulut, tanpa melibatkan rongga hidung. Tidak seperti vokal nasal, udara tidak keluar melalui hidung saat vokal oral diucapkan.

Saat mengucapkan vokal oral, udara mengalir bebas melalui rongga mulut, dan posisi lidah, bibir, dan rahang menentukan kualitas suara vokal.

Les Voyelles Orales
iqui [ki]ɔport [pɔʁ]
eclé [kle]obeau [bo]
ɛpèrè [pɛʁ]upoux [pu]
acale [kal]yélu [ely]
ɑpâle [pal]œpeur [pøʁ]
øpeu [pø]əle [le]

Les voyelles nasalité

Vokal hidung (sengau), dalam konteks fonetik, adalah vokal diucapkan dengan resonansi hidung. Hal ini terjadi ketika udara keluar dari hidung selama pengucapan vokal.

Saat mengucapkan vokal sengau, udara melewati rongga mulut dan rongga hidung, sehingga menghasilkan kualitas suara yang berbeda.

Les Voyelles Nasalité
ɑ̃sans [sɑ̃]
ɛ̃vin [vɛ]̃
œ̃parfum [paʁfœ̃]
ɔ̃son [sɔ̃]

Sedangkan berdasarkan hambatan udara pada titik artikulasi dan organ yang menghambatnya pada saat pengucapan vokal, terdapat enam kategori dalam phonétique bahasa Prancis.

Les voyelles fermées

Vokal tertutup adalah sekelompok vokal yang mulutnya relatif lebih tertutup saat diucapkan. Ini berarti lidah diposisikan lebih tinggi dan lebih jauh ke depan dalam rongga mulut.

Saat mengucapkan vokal tertutup, mulut lebih sempit dan lidah diposisikan lebih tinggi di dalam mulut. Hal ini menciptakan sensasi penutupan atau ketegangan dalam pengucapannya. Dalam bahasa Prancis, vokal tertutup meliputi [i], [y], [u], [e], [ø], [o].

Les voyelles ouvertes

Vokal terbuka adalah sekelompok vokal yang mulutnya relatif lebih terbuka saat diucapkan. Ini berarti lidah diposisikan lebih rendah dan lebih jauh ke belakang dalam rongga mulut.

Saat mengucapkan vokal terbuka, mulut lebih terbuka dan lidah diposisikan lebih rendah di dalam mulut. Hal ini menciptakan perasaan terbuka atau kendur dalam pengucapannya. Dalam bahasa Prancis, vokal tertutup meliputi [ɛ], [œ], [ɔ], [a], [ɑ].

Les voyelles arrondies

Vokal bulat adalah sekelompok vokal yang melibatkan kontraksi bibir saat diucapkan. Pembulatan bibir terjadi dengan menggerakkan bibir ke depan dan membulatkannya.

Pembulatan bibir memberikan kualitas suara yang spesifik pada huruf hidup ini dan dapat terlihat ketika diucapkan. Dalam bahasa Prancis, vokal bulat meliputi [y], [u], [ø], [o], [ə], [œ], [ɔ], [ɑ].

Les voyelles non-arrondies (écarte)

Vokal renggang adalah sekelompok vokal yang mulutnya relatif lebih terbuka saat diucapkan. Tidak seperti vokal bulat, yang melibatkan pembulatan bibir, vokal renggang diucapkan dengan pembukaan mulut yang lebih lebar dan netral.

Saat mengucapkan vokal renggang, mulut dibuka lebih lebar dan lidah diposisikan lebih rendah di dalam mulut. Dalam bahasa Prancis, vokal renggang meliputi [i], [e], [ɛ], [a].

Les voyelles antérieures

Vokal Vokal anterior adalah sekelompok vokal yang melibatkan bagian depan lidah dalam pengucapannya. Vokal ini dihasilkan ketika bagian depan lidah bergerak ke arah bagian depan mulut.

Saat mengucapkan vokal depan, bagian depan lidah bergerak ke arah depan mulut, menciptakan resonansi tertentu. Dalam bahasa Prancis, vokal depan meliputi [i], [y], [e], [ø], [ɛ], [œ], [a].

Les voyelles postérieures

Vokal posterior adalah sekelompok vokal yang melibatkan bagian belakang lidah dalam pengucapannya. Vokal ini dihasilkan ketika bagian belakang lidah bergerak ke arah belakang mulut.

Saat mengucapkan vokal belakang, bagian belakang lidah bergerak ke arah belakang mulut, menciptakan resonansi tertentu. Dalam bahasa Prancis, vokal belakang meliputi [u], [o], [ɔ], [ɑ].



Sumber :
  1. Pengertian Pelafalan Phonétique Française. (n.d.). https://text-id.123dok.com/document/oy80j15wq-pengertian-pelafalan-phonetique-francaise.html
  2. Lorenzi, A. D. (2021, August 2). La prononciation du français | LES VOYELLES ORALES [Video]. YouTube. Retrieved June 14, 2023, from https://youtube.com/watch?v=TzX_j2tr-y4
  3. RABIAH ADAWI. (2014). Kesulitan Membedakan Bunyi Vokal Bahasa Prancis. Jurnal Bahas Unimed, 25(4).
  4. Rohali, R. (2018). The phonetic interference : Indonesian into French. ResearchGate. https://www.researchgate.net/publication/342452678_THE_PHONETIC_INTERFERENCE_INDONESIAN_INTO_FRENCH
  5. Damayanti, V. a. P. B. E. K. (2017, September 19). Bunyi Bahasa Prancis Part 1. Learning French With Elly. https://learningfrenchwithelly.wordpress.com/2017/09/13/bunyi-bahasa-prancis-part-1/
  6. Damayanti, V. a. P. B. E. K. (2017b, October 11). Bunyi Bahasa Prancis Part 4. Learning French With Elly. https://learningfrenchwithelly.wordpress.com/2017/09/22/bunyi-bahasa-prancis-part-4/
  7. Naning. (2020). Sesi Asik #2 Huruf Vokal Oral dan Nasal dalam Bahasa Prancis. Naning Scheid. https://scheid.be/sesi-asik-2-huruf-vokal-oral-dan-nasal-dalam-bahasa-prancis/
  8. Kurniawan. (2023, April 1). Cara Pengucapan Bahasa Prancis Layaknya Penutur Asli. Kami Cinta Ilmu Dan Pengetahuan - Superprof Indonesia. https://www.superprof.co.id/blog/panduan-pelafalan-bahasa-prancis/
  9. Spurlanti, W. (2011). ANALISIS KESALAHAN PELAFALAN BUNYI BAHASA PRANCISSISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SLEMAN [Thesis S1]. Universitas Negeri Yogyakarta.
  10. Primasari Wahyuni, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UPY (2017) Kajian fonetik bunyi vokal bahasa Indonesia oleh penutur bahasa Indonesia di Wilayah Timur (peer review). Universitas PGRI Yogyakarta.
  11. Yuliati, R. (2015). FONOLOGI BAHASA PRANCIS. Puitika, 11(1), 26. https://doi.org/10.25077/puitika.11.1.26--35.2015
  12. Baskoro, B. S. (2012). Koreksi fonetis dalam pembelajaran bahasa Prancis. Humaniora, 15(2), 154–162. https://doi.org/10.22146/jh.783
Voir aussi :